cover
Contact Name
Sonya Sulistyono, ST., MT., IPM.
Contact Email
sonya.sulistyono@unej.ac.id
Phone
+62331-410241
Journal Mail Official
jrsl.sipil@unej.ac.id
Editorial Address
Universitas Jember
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : 25489518     DOI : https://doi.org/10.19184/jrsl.v3i2
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan (JRSL) adalah jurnal peer-review nasional dan akses terbuka. Artikel penelitian yang diterbitkan mencakup semua aspek teknik sipil, termasuk Rekayasa Struktural, Rekayasa dan Manajemen Transportasi, Manajemen Konstruksi, Rekayasa Hidro, Rekayasa Geoteknik, dan Rekayasa Lingkungan.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan" : 11 Documents clear
Analisis Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan pada Proyek Pembangunan Integrated Laboratory for Engineering Biotechnology David Firman Sudrajat; Yeny Dhokhikah; Ririn Endah Badriani
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.20942

Abstract

When this article is written, University of Jember is conducting a development project for Integrated Laboratory Engineering Biotechnology. In building construction, good plumbing system planning is needed. For this reason, a study was carried out by comparing DED of the plumbing system with the results of calculations according to SNI 2015 based on the number of occupants. The building requires a water discharge of 550 L/minute or 792 m3/day (based on SNI 8153-2015) and 620 L/minute or 893 m3/day (based on DED Figure), while the wastewater discharge is 212 m3/day. The diameter of the clean water used ranges from 2-2.5 inches or 50-60 mm. The underground tank volume is 106 m3 and the roof tank is 40 m3. According to DED Figure, the underground tank volume is 120 m3 and the roof tank is 45 m3. The diameter of the wastewater pipe based on the minimum plumbing tool (SNI 8153-2015) ranges from 80-100 mm and the diameter of the vent pipe ranges from 80-100 mm. The calculation based on the DED Figure shows that the diameter of the exhaust pipe ranges from 100-125 mm, while the diameter of the vent pipe ranges from 80-125 mm. ABSTRAK Saat artikel ini dibuat, Universitas Jember sedang melakukan proyek pembangunan Integrated Laboratory Engineering Biotechnology yang terdiri atas 6 lantai. Dalam suatu pembangunan gedung dibutuhkan suatu perencanaan sistem plambing yang baik. Untuk itu dilakukan penelitian dengan membandingkan DED sistem plambing dengan hasil perhitungan sesuai SNI 2015. Penelitian ini dilakukan sebagai bahan perbandingan dan masukan pada proyek pembangunan gedung. Gedung Laboratory Engineering Biotechnology membutuhkan debit air sebesar sebesar 550 L/menit atau 792 m3/hari (berdasarkan SNI 8153-2015), dan 620 L/menit atau 893 m3/hari (berdasarkan Gambar DED), sedangkan debit air buangan sebesar 212 m3/hari (sesuai SNI 8153-2015) dan 238 m3/hari (sesuai Gambar DED). Diameter air bersih yang terpakai berkisar antara 2-2,5 inci atau 50-60 mm. Didapatkan volume tangki bawah tanah sebesar 106 m3 dan tangki atap sebesar 40 m3. Menurut Gambar DED didapatkan volume tangki bawah tanah sebesar 120 m3 dan tangki atap sebesar 45 m3. Diameter pipa air buangan berdasarkan minimum alat plambing (SNI 8153-2015) berkisar antara 80-100 mm dan diameter pipa ven berkisar antara 80-100 mm. Adapun berdasarkan Gambar DED didapatkan diameter pipa air buangan berkisar antara 100-125 mm, sedangkan diameter pipa ven berkisar antara 80-125 mm.
Analisa Penanggulangan Banjir Kali Lamong Kabupaten Gresik Enggar Ika Winahyu; Minarni Nur Trilita; Novie Handajani
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31110

Abstract

The Lamong river is located in East Java Province, the Lamong river watershed covers a number of areas, namely Lamongan and Mojokerto Regencies. The upstream part of the Lamong River is in the Lamongan and Mojokerto Regencies, while the downstream part is located on the border of Surabaya and Gresik City, and empties into the Madura Strait. Lamong river has a length of ±103 km and a width of ±50 m with an area of +720km². During the rainy season, the Lamong river often floods. This flood is due to backwater and the channel cross-section is unable to accommodate the existing discharge. The purpose of this research is to find out the actions that will be taken to overcome the flood caused by the overflow of the Lamong river and need an alternative to overcoming the flood problem, one of which is raising the embankment. The steps to achieve these goals are hydrological analysis and hydraulics analysis. The hydrological analysis consists of calculating the average rainfall, calculating the planned rainfall, testing the suitability of the frequency distribution, calculating the flood discharge, and calculating the cross-sectional capacity of the river. Hydraulics analysis using the HEC-RAS program. The results of the analysis obtained that the Lamong river flood control used a 25-year return period, and planned flood control by adding the height of the embankment at the overflowing point of the river. Segment II Q = 167.68 m³/s with the addition of the right and left embankments as high as 2-5 meters. Segment III Q = 274.65 m³/s with the addition of the right and left embankments as high as 2-5 meters. Segment IV Q = 352.14 m/s with the addition of the right and left embankments as high as 2-3 meters. ABSTRAK Kali Lamong terletak di Provinsi Jawa timur, DAS Kali Lamong meliputi sejumlah daerah yaitu Kabupaten Lamongan dan Mojokerto. Bagian hulu Kali Lamong terletak di kabupaten Lamongan dan Mojokerto, sedangkan bagian hilir terletak di perbatasan Kota Surabaya dan Gresik, serta bermuara ke Selat Madura. Kali Lamong memiliki panjang Kali ±103 km dan lebar Kali ± 50 m dengan luas Daerah Aliran Kali (DAS) ±720km². Saat musim hujan Kali Lamong sering terjadi banjir. Banjir ini dikarenakan aliran balik (backwater) dan dimensi penampang saluran tidak mampu menampung debit yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi banjir akibat luapan Kali Lamong , serta memerlukan alternatif dalam mengatasi permasalahan banjir yang tepat salah satunya meninggikan tanggul. Tahapan untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisa hidrologi dan analisa hidrolika. Analisa hidrologi yang terdiri dari perhitungan curah hujan rata –rata, perhitungan curah hujan rencana, uji kesesuaian distribusi frekuensi, perhitungan debit banjir, perhitungan kapasitas penampang Kali. Analisa hidrolika menggunakan bantuan program HEC-RAS. Hasil analisa diperoleh pengendalian banjir Kali Lamong menggunakan kala ulang 25 tahun, dan direncanakan pengendalian banjir dengan penambahan tinggi tanggul pada titik Kali yang meluap. Segmen II Q = 167.68 m3/dt dengan penambahan tinggi tanggul kanan dan kiri setinggi 2-5 meter. Segmen III Q = 274.65 m3/dt dengan penambahan tinggi tanggul kanan dan kiri setinggi 2-5 meter. Segmen IV Q = 352.14 m/s dengan penambahan tinggi tanggul kanan dan kiri setinggi 2-3 meter.
Membran Keramik Berbahan Dasar Tanah Liat dan Fly Ash untuk Penyisihan Warna dan Zat Organik pada Air Gambut Lita Darmayanti; Mutia Putri; Edward HS
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.28173

Abstract

Peat water is surface water or groundwater that is widely found in tidal areas, swampy and lowland, brownish red, and has a high organic content. The large amount makes peat water an alternative source of water for people who live on peatlands even though they have not met the standards of clean water quality. This study aims to treat peat water using the ceramic membrane filtration process of clay materials and coal fly ash for the removal of color and organic substances Research is conducted by varying the composition of the material and temperature of ceramic membrane combustion with the composition of TL:FA (60:40; 50:50; 40:60%) and combustion temperature (750; 800; 850 ºC), and calculating the rate of flow speed (flux). The best composition of materials and combustion temperatures are obtained at a composition of 50:50% and a temperature of 850 ºC with the efficient removal of color and organic substances are 98.70% and 94.35% respectively. In contrast, the highest flux values are obtained in ceramic membranes with a composition of 40:60% and combustion temperatures of 850 °C which is 0.96 L / m2.h. ABSTRAK Air gambut adalah air permukaan atau air tanah yang banyak terdapat di daerah pasang surut, berawa dan dataran rendah, berwarna merah kecoklatan, dan memiliki kandungan organik tinggi. Jumlahnya yang banyak membuat air gambut menjadi sumber air alternatif bagi masyarakat yang tinggal di lahan gambut meski belum memenuhi baku mutu air bersih. Penelitian ini bertujuan mengolah air gambut menggunakan proses filtrasi membran keramik dari bahan tanah liat dan fly ash batubara untuk menyisihkan warna dan zat organik Penelitian dilakukan dengan memvariasikan komposisi bahan dan temperatur pembakaran membran keramik terbaik dengan komposisi bahan TL:FA (60:40; 50:50; 40:60 %) dan temperatur pembakaran (750; 800; 850 oC), serta menghitung laju kecepatan alirannya (fluks). Komposisi bahan dan temperatur pembakaran terbaik didapatkan pada komposisi 50:50 % dan temperatur 850 oC dengan efisiensi penyisihan warna dan zat organik yang dihasilkan berurutan sebesar 98,70% dan 94,35%, sedangkan nilai fluks tertinggi diperoleh pada membran keramik dengan komposisi 40:60 % dan temperatur pembakaran 850 oC yaitu sebesar 0,96 L/m2.jam.
Analisa Kerusakan Jalan pada Lapis Permukaan Lentur Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) (Studi Kasus Jalan Sriwijaya Kabupaten Jember) Tatang Maulana Maliq; Willy Kriswardhana; Anita Trisiana; Lyya Supriono
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31724

Abstract

The causes of road damage are overloaded vehicles, puddles of water on the road surface caused by a poor drainage system, and the implementation of construction work that is not in accordance with the plan. In addition, improper handling of maintenance, both in terms of handling priorities and financing, is also the cause of road damage. Temperature, air, water, and rain as well as the poor initial quality of road products also greatly affect the road life causing it to be shorter or not according to the design life. Sriwijaya road is an urban road located in the road network of the Jember city area. Based on the results of the preliminary survey, there are significant differences in road surface conditions on these roads. This study aims to identify the type of damage and analyses the level of damage to the road surface on Sriwijaya road using the Pavement Condition Index (PCI) method. Of the 20 segments that have been determined, the results of the study show that road damage occurs in segments 11-16 with moderate and bad levels of damage, and in segments 18 with serious damage levels. There are 7 types of road damage, including aggregate wear, crocodile cracking, block cracking, edge cracking, peeling, sinking, lumps, and sunken with high damage levels. ABSTRAK Penyebab kerusakan jalan adalah beban kendaraan yang berlebihan, terjadi genangan air di permukaan jalan yang diakibatkan oleh sistem drainase yang kurang baik, dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan perencanaan. Selain itu penanganan pemeliharaan yang kurang tepat baik dalam hal prioritas penanganan dan pembiayaan juga menjadi penyebab kerusakan jalan. Suhu, udara, air, dan hujan serta mutu awal produk jalan yang jelek juga sangat mempengaruhi sehingga menyebabkan umur jalan lebih pendek atau tidak sesuai umur rencana. Jalan Sriwijaya adalah jalan perkotaan yang berada di jaringan jalan kawasan kota Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, terjadi perbedaan kondisi permukaan jalan yang signifikan pada ruas jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kerusakan dan menganalisis tingkat kerusakan permukaan jalan pada ruas Jalan Sriwijaya menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI). Dari 20 segmen yang telah ditentukan, hasil penelitian menunjukkan kerusakan jalan terjadi pada segmen 11 – 16 dengan tingkat kerusakan sedang dan buruk, dan pada segmen 18 dengan tingkat kerusakan serius. Terdapat 7 jenis kerusakan jalan, antara lain pengausan agregat, retak buaya, retak blok, retak pinggir, pengelupasan, amblas, benjol dan cekung dengan tingkat kerusakan yang tinggi.
Percepatan Penyelesaian Proyek Menggunakan Metode Fast-Track (Studi Kasus: Proyek Gedung Serbaguna PLBN Entikong Kalimantan Barat) Wiwik Wiharti; Lila Winanda; Munasih Munasih; Maranatha Wijayaningtyas
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31286

Abstract

Construction projects have unique, dynamic, and complex characteristics; therefore, frequent inaccuracies between planning and implementation are found. It generates a budget change as a consequence. Project delays also occurred in Entikong PLBN Multi Purposes Building Project, West Kalimantan; therefore, an “addendum” time had to be submitted for the 31st week. According to the identified problems, the purpose of this study is to analyze the time acceleration to achieve project time reduction and cost savings. The analytical approach uses a fast-track method widely applied and proven effective in time reduction through overlapping the critical activities. The result of the project schedule shows that the normal duration of 359 days turned into 302 days; therefore, a reduction in time of 57 days can be obtained. Time reduction through project acceleration was 15,88% without causing an overallocated resource. The time reduction impacts project cost efficiency, especially in indirect cost savings of Rp 17.345.955. Implementing the fast-track method by paying attention to the allocation and availability of resources provides an optimal schedule. Thus, the risk of unrealized activities due to acceleration can be minimized. ABSTRAK Proyek konstruksi memiliki karakteritik unik, dinamis dan kompleks,sehingga sering ditemukan ketidaktepatan antara perencanaan dan pelaksanaan. Pada saat waktu penyelesaian proyek tidak sesuai dengan perencanaan, hal ini membawa konsekuensi pada perubahan pembiayaan proyek. Keterlambatan proyek juga terjadi pada proyek gedung serbaguna PLBN Entikong, Kalimantan Barat sehingga harus dilakukan addendum waktu pada minggu ke-31. Berdasarkan pada permasalahan yang teridentifikasi, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis percepatan waktu sehingga diperoleh pengurangan waktu pekerjaan dan penghematan biaya proyek. Pendekatan analisis menggunakan metode fast-track dimana telah banyak diimplementasikan dan terbukti secara efektif dalam mereduksi waktu penyelesaian dengan menata aktivitas-aktivitas kritis secara tumpang tindih (overlapping). Hasil penjadwalan proyek menunjukkan bahwa durasi normal proyek selama 359 hari menjadi 302 hari, sehingga terjadi reduksi sebanyak 57 hari. Pengurangan waktu dengan melakukan percepatan adalah sebesar 15,88% tanpa menyebabkan overallocated sumber daya. Pengurangan waktu berdampak pada efisiensi biaya proyek, yaitu penghematan biaya tidak langsung sebesar Rp 17.345.955. Penerapan metode fast-track dengan memperhatikan alokasi dan ketersediaan sumber daya, dapat memberikan jadwal yang optimal. Dengan demikian resiko tidak terlaksananya aktivitas akibat percepatan dapat diminimalkan.
Pengaruh Pengaruh Substitusi Lateks (Getah Karet) Terhadap Kinerja Karakteristik Lapis Aspal Beton (Laston) dengan Kombinasi Filler Abu Arang Tempurung Kelapa Fillia Indah Kumala Dewi; Anik Budiati
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31896

Abstract

Asphalt concrete is a combination of continuous aggregate gradation with hard asphalt binder (DPUPR, 2014). Asphalt concrete is a combination of aggregate, and asphalt, with or without additives. Latex and coconut shell charcoal ash was chosen as additives because they are abundantly available and easy to obtain. This study used a latex percentage of 1%; 2%; and 3%, as well as filler from coconut shell charcoal of 1%; 1.5%, and 2%. The aim of the study was to obtain the effect of the substitution of latex (rubber sap) and filler from coconut shell charcoal on the performance characteristics of asphalt concrete (laston). Material testing methods and marshall testing are guided by Bina Marga 2018. To get the optimum asphalt content (KAO) it is tested with three variations of the percentage of asphalt content and is obtained at 5%. This value is then used for Marshall stability testing with additives. The test results show that the substitution of latex and coconut shell charcoal filler can increase the value of marshal stability and flexibility of the mixture at 3% latex and charcoal ash content. These results are in accordance with the characteristics of the lastton in the 2018 Bina Marga Specifications. ABSTRAK Aspal beton merupakan gabungan gradasi agregat menerus dengan bahan pengikat aspal keras (DPUPR, 2014). Aspal beton merupakan gabungan dari agregat, aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan. Lateks dan abu arang tempurung kelapa dipilih sebagai bahan aditif karena melimpah ketersediaan dan mudah didapat. Penelitian ini menggunakan prosentase lateks sebesar 1%; 2%; dan 3%, serta filler dari arang tempurung kelapa sebesar 1%; 1,5%, dan 2%. Tujuan Penelitian untuk mendapatkan pengaruh substitusi lateks (getah karet) dan filler dari arang tempurung kelapa terhadap kinerja karakteristik aspal beton (laston). Metode pengujian material dan pengujian marshall berpedoman pada Bina Marga 2018. Untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KAO) diujikan dengan tiga variasi prosentase kadar aspal dan di dapatkan sebesar 5%. Nilai ini selanjutnya digunakan pengujian stabilitas marshall dengan bahan aditif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa substitusi lateks dan filler arang tempurung kelapa dapat menambah nilai stabilitas marshal dan fleksibilitas campuran pada kadar lateks dan abu arang 3%. Hasil tersebut sesuai dengan karakteristik laston dalam Spesifikasi Bina Marga 2018.
Analisis Penerapan Greenship Neighborhood version 1.0 pada Kawasan Perumahan Graha Riski Harmoni di Kabupaten Banyuwangi Widy Prasetyo Raharjo; Jojok Widodo Soetjipto; Syamsul Arifin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.24730

Abstract

Global warming is an issue that forms the basis for many sectors to determine the development direction. The leading cause of global warming is the emission of carbon dioxide gas as a greenhouse effect from human activities. An increase in population can lead to an increase in occupancy. The high intensity of land use turns out to have a direct or indirect impact on increasing the production of greenhouse gas emissions. There should be an alternative developer of housing development. Green Building Council Indonesia (GBCI), a green certification agency in Indonesia, issued a green concept assessment for the area, Greenship Neighborhood Version 1.0. This research aims to determine the Greenship rating of the site and determine what work is needed to increase the Greenship 1 (level) rating in the Graha Riski Harmoni Housing area and the costs that must be incurred. The assessment begins with the provision of secondary data in this device, the Greenship Neighborhood version 1.0 site plan, and the AHSP of Banyuwangi Regency in 2020. With interviews and field observations, measurement results use seven benchmarks: LEE, MAC, WMC, SWM, CWS, BAE, and IFD. Based on the analysis and assessment, the Graha Riski Harmoni Housing area gets a score of 27 or 22.13%, so it has not met the minimum green area limit according to GBCI. Residential areas require a minimum of six additional jobs to get a score of 45 or 36.88% to meet the minimum green area limit with a Bronze predicate. The need cost for a rating upgrade of Rp. 2,045,276,163 or if rounded to Rp. 2,046,000,000. ABSTRAK Pemanasan global merupakan isu yang menjadi landasan banyak sektor untuk menentukan arah pengembangan. Penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca dari aktifitas manusia. Peningkatan jumlah penduduk dapat mengakibatkan peningkatan akan hunian. Intensitas penggunaan lahan tinggi ternyata baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak peningkatan produksi emisi gas rumah kaca. Seharusnya para pengembang memikirkan alternatif pengembangan perumahan. Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga sertifikasi konsep hijau di Indonesia mengeluarkan sebuah perangkat penilaian konsep hijau untuk kawasan yang disebut Greenship Neighborhood Version 1.0 . Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peringkat Greenship kawasan dan mengetahui pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk meningkatan peringkat Greenship 1 (level) pada kawasan Perumahan Graha Riski Harmoni beserta biaya yang harus dikeluarkan. Penilaian diawali dengan penyediaan data sekunder berupa perangkat penilaian Greenship Neighborhood version 1.0, site plan, dan AHSP Kabupaten Banyuwangi tahun 2020. Dengan metode wawancara dan observasi lapangan, hasil penilaian dapat diketahui menggunakan tujuh tolok ukur yaitu, LEE, MAC, WMC, SWM, CWS, BAE dan IFD. Berdasarkan analisis dan penilaian, kawasan Perumahan Graha Riski Harmoni mendapatkan nilai 27 atau 22,13% maka belum memenuhi batas minimum kawasan hijau menurut GBCI. Kawasan perumahan membutuhkan minimal enam pekerjaan tambahan untuk mendapatkan nilai 45 atau 36,88% agar memenuhi batas minimum kawasan hijau dengan predikat Bronze. Kebutuhan biaya untuk peningkatan peringkat sebesar Rp. 2.045.276.163 atau jika dibulatkan menjadi Rp. 2.046.000.000.
Kinerja Terminal Penumpang Tipe B Arjasa Masa Pandemi Covid-19 Rizqi Choirul Wahdana; Nunung Nuring Hayati; Sonya Sulistyono; Willy Kriswardhana; Dano Quinta Revana
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31972

Abstract

Arjasa Terminal in Jember Regency is a Type B passenger terminal that functions to serve public passenger vehicles for inter-city transportation within the province (AKDP), city transportation (ANGKOT), and public passenger cars (MPU). The Covid-19 pandemic has forced activities at the terminal to experience many limitations, such as limited operational period, limited maintenance budget to limitations in providing passenger services. The existing condition of the observation data shows that some facilities are lacking to reach the standard. The purpose of this study was to determine the condition and completeness of the facilities at the terminal to meet the minimum service standards of PM No. 40 of 2015 during the Covid-19 pandemic. Evaluation of the level of satisfaction of service users with their facilities is carried out using the Customer Satisfaction Index (CSI) and Importance Performance Analysis (IPA) analysis methods. Based on the results of observations, 16 indicators (41%) were fulfilled from a total of 39 indicators. The CSI value of the facility is only 75.6% (Poor). While the IPA results obtained 6 quadrants I variables which are the main priority for improvement, 5 quadrant II variables that need to be maintained, 5 quadrant III variables which are a low priority for improvement, and 2 quadrant IV variables whose performance is excessive so it should be reduced. The results of CSI and IPA observations can be used as a basis for improving the operations and services of the Arjasa Terminal entering the post-Covid-19 pandemic. ABSTRAK Terminal Arjasa di Kabupaten Jember merupakan terminal penumpang Tipe B berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan kota (ANGKOT), serta mobil penumpang umum (MPU). Pandemi Covid-19, memaksa aktivitas pada terminal mengalami banyak keterbatasan, seperti: keterbatasan masa operasional, keterbatasan anggaran pemeliharaan hingga keterbatasan dalam pemberian pelayanan penumpang. Kondisi eksisting dari data observasi memperlihatkan beberapa fasilitas kurang untuk mencapai standarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan kelengkapan fasilitas di terminal terhadap pemenuhan standar pelayanan minimum PM No. 40 Tahun 2015 masa pandemi Covid-19. Evaluasi tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap fasilitasnya dilakukan menggunakan metode analisis Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil observasi menunjukkan terpenuhinya 16 indikator (41%) dari total 39 indikator. Nilai CSI fasilitas hanya 75,6% (Kurang Baik). Sementara hasil IPA diperoleh 6 variabel kuadran I yang menjadi prioritas utama untuk perbaikan, 5 variabel kuadran II yang perlu dipertahankan, 5 variabel kuadran III yang merupakan prioritas perbaikan rendah dan 2 variabel kuadran IV yang kinerjanya berlebihan sehingga sebaiknya perlu dikurangi. Hasil observasi CSI dan IPA dapat digunakan sebagai dasar dalam peningkatan operasional dan pelayanan Terminal Arjasa memasuki masa pasca pandemi Covid-19.
Kebutuhan Lahan TPA Sampah Berdasarkan Alternatif Skenario Pengurangan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Yuliana Sukarmawati; Ivan Agusta Farizhka; Sonya Sulistyono; Cahyadi Setya Nugraha; Robit Dahnial
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31394

Abstract

The development of urban areas and the increasing number of residents causes the need for waste management infrastructure to continue to grow, one of which is the availability of dumping site or landfill. This study aims to compare landfill sites using different waste management scenarios through the application of 3Rs and composting compared to the analysis of land requirements without the application of 3Rs. Methods used in this research were field survey at TPA Tegalasri, Kabupaten Blitar, and quantification using tools Ms.Excel. The results showed that the landfill site requirement for the Tegalasri landfill in the fifth year of planning was 6.9 Ha (without 3Rs and composting) while the application of 3Rs and composting would only require 2.8 Ha. Likewise, for the 10th year, 15th year, and 20th year, the need for TPA land for a waste management system without 3R and composting is 13.2 Ha, 20.8 Ha, 29.7 Ha, while TPA land with the application of 3R and composting is 5.4 Ha, 8.6 Ha, and 12.2 Ha, respectively. The layout of the TPA land is designed based on the condition of the land slope as well as the design criteria of a sanitary landfill, which divides into Zones I, II, and III for waste dumping cells, waste processing zones, buffer zones, IPAL zones, offices, and operational roads. ABSTRAK Berkembangnya kawasan perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan infrastruktur pengelolaan sampah terus bertambah, salah satunya adalah kebutuhan penyediaan lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir Sampah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebutuhan lahan TPA menggunakan skenario pengelolaan sampah yang berbeda yaitu dengan penerapan 3R dan pengomposan yang dibandingkan dengan analisis kebutuhan lahan tanpa penerapan 3R. Metode dalam penelitian ini adalah survey lapangan dengan studi kasus di TPA Tegalasri, Kabupaten Blitar serta perhitungan kuantitatif menggunakan alat bantu Ms.Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan lahan TPA Tegalasri di tahun kelima perencanaan adalah 6,9 Ha (tanpa 3R dan pengomposan) sedangkan dengan penerapan 3R serta pengomposan hanya akan membutuhkan 2,8 Ha. Demikian juga halnya untuk tahun ke-10, tahun ke-15 serta tahun ke-20 kebutuhan lahan TPA untuk sistem pengelolaan sampah tanpa 3R dan pengomposan berturut-turut yaitu 13,2 Ha, 20,8 Ha, 29,7 Ha, sedangkan kebutuhan lahan TPA dengan penerapan 3R dan pengomposan secara berturut-turut adalah 5,4 Ha, 8,6 Ha, dan 12,2 Ha. Tata letak lahan TPA dirancang dengan melihat kondisi kelerengan lahan dan prinsip desain lahan urug saniter yaitu adanya pembagian zona lahan menjadi Zona I, II dan III untuk sel penimbunan sampah, zona pemrosesan sampah, zona penyangga, zona IPAL, kantor, dan jalan operasional.
Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kedunglarangan Kabupaten Pasuruan Aprilia Gita Permata; Novie HANDAJANI; Iwan Wahjudijanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v6i1.31114

Abstract

Bangil Subdistrict in Pasuruan Regency, East Java contains the Kedunglarangan River with a length of 39.69 km and the Kedunglarangan Watershed (DAS) covering an area of ​​324.01 km². The inability of the drainage channel which is unable to accommodate the upstream water flow causes flooding in the Kedunglarangan River. This happened due to heavy rains that inundated several areas, one of which was in Kalianyar Village. This study aims to determine the planning of flood control management in the area. The method used for flood management in this study will be carried out by analyzing the design flood discharge with a return period of 25 years and the channel capacity analysis using HEC_RAS. The analysis was used for planning the addition of the embankment height in each river segment to reduce flood discharge. The results in this study were obtained by adding the height of the embankment in segment 1 with a discharge (Q) of 254.404 m3/s, carried out by adding an addition to the height of the left embankment by 4 m and the right side of the embankment with a height of 3.5 m, Segment 2 with river water discharge 550,839 m3/s, the addition of the height of the embankment on the left and right sides is 6.5 m and 4 m, respectively and segment 3 with a river water discharge of 680,997 m3/s, is done by adding the height of the embankment on the left and right by 5m and 2.5m. ABSTRAK Kecamatan Bangil di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur terdapat Kali Kedunglarangan dengan panjang 39,69 km dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedunglarangan seluas 324,01 km². Ketidak mampuan saluran drainase yang tidak mampu menampung aliran air hulu menyebabkan banjir di Kali Kedunglarangan. Hal tersebut terjadi dikarenakan hujan deras yang menggenangi beberapa wilayah salah satunya pada Desa Kalianyar. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan penanganan pengendalian banjir di daerah tersebut. Adapun metode yang dilakukan untuk penanganan banjir pada penelitian ini akan dilakukan dengan analisis debit banjir rancangan dengan kala ulang 25 tahun dan analisis kapasitas saluran menggunakan HEC_RAS . Analisis dilakukan pada debit rancangan digunakan untuk perencanaan penambahan tinggi tanggul pada setiap segmen sungai untuk mengurangi debit banjir. Hasil pada penelitian ini diperoleh dengan penambahan tinggi tanggul pada segmen 1 dengan debit (Q) sebesar 254,404 m3/dt, dilakukan dengan memberikan penambahan pada tinggi tanggul sebelah kiri sebesar 4 m dan sisi tanggul sebelah kanan dengan tinggi 3,5 m, Segmen 2 dengan debit air sungai 550,839 m3/dt, penambahan tinggi tanggul sisi kiri dan kanan masing-masing 6,5 m dan 4 m, masing-masing dan segmen 3 dengan debit air sungai 680,997 m3/dt, dilakukan dengan penambahan tinggi tanggul pada sisi kiri dan kanan sebesar 5m dan 2,5m.

Page 1 of 2 | Total Record : 11